Pentingnya Telekomunikasi di Daerah Terpencil Seperti Lokop


Pentingnya Telekomunikasi

Mendaki gunung sejauh tiga kilo meter setiap kali ingin menghubungi mama di Medan. Perjalanan yang dilalui melewati hutan dengan jalan setapak dan di pantau oleh penghuni hutan lainnya hanya demi mencari setitik sinyal handphone untuk bisa berkomunikasi. Untuk kamu yang tinggal di Kota pasti gak kebayang bakal ngalamin hal ini. Ya ! aku juga awalnya begitu dan ini adalah pengalaman yang berarti bagi ku selama dua minggu berada di Gampong Lokop Kecamatan Serbajadi Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh Indonesia.
Kurangnya akses komunikasi didaerah ini membuat masyarakatnya mayoritas hanya sebagai bertani dan berkebun. Ada yang bertani padi dan palawija namun banyak yang lebih memilih berkebun pohon-pohon besar seperti durian, jengkol dan petai. Perkebunan mereka bukanlah seperti perkebunan yang kita bayangkan yang mana kebun itu biasanya semuanya sejenis dan terawat dengan baik serta terjaga kebersihannya. Kebun didaerah Lokop bercampur-baur dengan hutan lain dan semak-semak belukar. Penduduk disana mengumpulkan hasil kebunnya yaitu durian, petai, dan jengkol seminggu sekali untuk dijajakan pada saat ada pasar pekan setiap hari minggu.
Pendidikan didaerah ini masih sangat minim sekali karena kurangnya teknologi informasi yang ada, dan yang menyebabkannya ialah telekomunikasi yang tidak mendukung didaerah ini. Bahkan penduduk setempat yang ingin bersekolah SMA harus keluar kota karena tidak ada pendidikan SMA/Sederajad di daerah tersebut. Karena itu banyak dari anak-anak yang lulus SMP tidak lagi melanjutkan sekolah mereka ke jenjang yang lebih tinggi melainkan membantu orang tuanya untuk bertani dan mengumpulkan hasil kebunnya.
Kalau saja telekomunikasi sudah mendukung untuk digunakan di daerah tersebut pastilah segala macam teknologi informasi dan komunikasi akan masuk kesana. Coba bayangin jika teknologi sudah masuk namun telekomunikasi belum memadai, jadi ketika kita beli smartphone kita harus berjalan sejauh 3 km kearah puncak gunung agar bisa menggunakan internet melewati jalan setapak yang sekelilingnya hutan lebat dan masih banyak binatang buas seperti harimau yang berkeliaran. Wah.. gak kebayangkan kalau harus tiap hari seperti ini hanya untuk mengakses internet. Kalau kita di kota mah enak ! di sekolah, di kampus, di tempat tidur, bahkan di kamar mandi pun kita bisa akses internet setiap saat. Asal ada kuota aja.
Oleh karena itu dengan bantuan PT. SMI yang membentuk suatu platform penyediaan infrastruktur yang terintegrasi dengan nama “SDG Indonesia One”  maka pengembangan telekomunikasi di daerah terpencil yang salah satunya daerah Lokop ini akan membuat masyarakat Lokop lebih maju sehingga para masyarakat setempat akan lebih mudah dalam menjual hasil pertanian dan perkebunan mereka keluar kota bahkan tidak menutup kemungkinan untuk anak-anak sekolah mampu bersaing dengan orang-orang kota dalam dunia digital.
Peran PT. SMI untuk pembangunan infrastruktur di dearah ini tentu sangat dibutuhkan terutama dalam hal telekomunikasi agar masyarakat di daerah ini bisa lebih membuka mata dan bisa melihat seperti apa perkembangan dunia luar agar mereka bisa bersaing dengan dunia luar di era digital saat ini. Karena telekomunikasi mampu membuat kita semakin dekat dengan dunia-dunia yang baru hanya dalam satu genggaman dan satu setuhan jari kita sudah bisa menjangkau dunia. Penduduk setempat juga bisa berjualan online dan bisa lebih berkreasi untuk mengembangkan daerah tersebut.
Sebelumnya tidak pernah ada yang mengkhawatirkan hal ini karena masyarakatnya sendiri juga tidak tahu harus bagaimana membuat daerahnya lebih maju. Seandainya saja telekomunikasi sudah ada, pasti akan ada penduduk setempat yang membuat Blog, Vlog Youtube, atau pun postingan Instagram dan facebook tentang daerah mereka tersebut sehingga ketika banyak orang yang melihat kondisi disana pemerintah pusat akan lebih prihatin terhadap daerah tersebut dan segera membangun infrastruktur lainnya. Bahkan karena kurangnya telekomunikasi didaerah ini, blog pertama mengenai daerah Lokop bukan berasal dari penduduk setempat melainkan dari orang luar daerah.
Sangat disayangkan padahal daerah ini merupakan daerah yang memiliki kekayaan alam yang sangat bagus, tidak hanya hasil pertanian, perkebunan, hutan dan kayu saja. Namun wisata alam didaerah ini juga sangat bagus seperti di daerah Simpang Jernih. Tentu jika objek wisata didaerah ini dikembangkan dan dishare melalui media social dan blog, para wisatawan lokal dan asing akan banyak yang berkunjung di daerah ini maka akan mengembangkan perekonomian penduduk setempat menjadi lebih baik dan dapat menurunkan angka kemiskinan di daerah Lokop.
Inilah betapa pentingnya telekomunikasi dikembangkan didaerah ini. Sebenarnya masih banyak artikel yang dapat diangkat untuk pembangunan infrastruktur lainnya seperti transportasi yang hanya ada satu kali perharinya untuk perjalanan ke kota, jalanan yang sudah rusak parah dan jembatan yang sudah harus diperbaiki, belum adanya rumah sakit yang layak sehingga untuk kerumah sakit harus menggunakan alat transportasi yang hanya ada satu kali dalam sehari dan melewati jalan yang sudah rusak, Irigasi yang belum banyak orang memanfaatkannya, Pasar yang hanya ada sekali dalam satu minggu, dan perlunya Rolling Stock Kereta Api agar mempercepat dan mempermudah masyarakat setempat untuk menggunakan transportasi udara karena jika penduduk setempat ingin menggunakan transportasi udara hanya ada dua pilihan yaitu Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang Aceh Besar atau melalui Kualanamu International Airport (KNIA) Sumatera Utara yang jarak tempuhnya lebih dari 200 KM.
Namun artikel kali ini hanya membahas tentang telekomunikasi, untuk pembahasan selanjutnya mungkin kita akan bisa berjumpa di lain waktu. Terimaksih…



You Might Also Like

27 komentar

  1. Kita yang di kota ini, gak akan betah hidup tanpa akses Internet ya kak garra.

    Mh.. semoga kemajuan telekomunikasi di sana sejalan dengan jalan daerah yang memadai.
    Agar mereka mudah akses ke mana 2, untuk jual hasil perkebunan, sekolah dan akses rumah sakit.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe gak kuat kak. Awak harus jalan kaki demi dapatkan sinyal yang lemah. Cuman bisa buat nelpon doank

      Hapus
  2. jadi inget ketika dulu ayah saya pernah berdinas di daerah transmigrasi di wilayah salah satu kabupaten di provinsi Jambi... kayak gambar terakhir itu lah jalannya kalo hujan.. belum lagi yang bawa fuso yang bawa log ngelewatin jalan kayak gitu...
    wahhh banyak yang terpatter... cak lah bayangkan, kekmana mendorong fuso yang full log...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih banyak dinegara kita desa yang tertinggal tapi belakangan ini udah banyak kemajuan. Semoga kedepannya lebih maju lagi

      Hapus
  3. ya allah daku jujur belom pernah tinggal di kawasan begituan. gk tau adaptasi butuh lama atau cepat. smoga dgn gerakan PT SMI tadi daerah ni bisa lebih maju ya aamiin

    BalasHapus
  4. Sementara di sini, hilang sinyal lima menit saja heboh ya hiks. Semoga lancar pembangunannya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bener hehehe. Wa down aja awak dah pusing

      Hapus
  5. Semoga pembangunan saluran telekomunikasi merata sempai ke tempat terpencil ya, sayang juga beli hp canggih ke kota tapi sampe kampung gak bisa dimanfaatin secara maksimal

    BalasHapus
  6. Smoga pembangunan telekomunikasi di seluruh indonesia segera merata.

    BalasHapus
  7. Jadi inget waktu KKN di pedalaman Bener Meriah, Aceh. Jangankan infrastruktur telekomunikasi, infratruktur jalan dan listrik juga sangat tidak memadai.
    Dibutuhkan peran pihak swasta memang agar semuanya bisa lebih baik, terutama utk daerah2 pedalaman seperti ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Daerah pinggiran Aceh masih banyak banget yang kayak gini bang. Sedih ya

      Hapus
  8. Di daerah-daerah terpencil, ini bukanlah hal aneh, sewaktu aku pulang kampung ke kampung kakek ( ayahnya papaku) masalah sinyal hilang timbul, musti cari tempat agak tinggi baru dapat sinyal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama kejadiannya kak hehehe. Beginilah adanya

      Hapus
  9. Masih banyak daerah kayak gini di sekitar kita. Di tapsel, utk dapat sinyal, mereka harus panjat atap rumah baru bisa dapet. Semoga lancar pekerjaannya dan bisa menyebar ke daerah terpencil lainnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waw. Di Sumut ini banyak banget yaaa. Harus keliling lagi nih

      Hapus
  10. Itu beneran akses jalan kesana ancur gt,, ya ampun pantes ajalah ampe naek gunung dlu klo mau cari sinyal,, belum merata jalur telekomunikasi di Indonesia ini ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya gitu kak. Susah banget disana Semoga bisa cepat merata

      Hapus
  11. Sedih aku tuh kalau baca daerah daerah tertinggal di Indonesia.. kenyataannya emang masih banyak tertinggal 😥 Sumatera masih banyak tertinggal baik dari segi jalan maupun telekomunikasi. Berbeda dengan pulau Jawa, pernah main ke rumah temen di Pasuruan di balik gunung sekalipun akses jalan atau internet bagus hiks
    Semoga pembangunan bisa merata

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jawa cepat berkembang karena pemerintah kita membuat pemerataan disana terus

      Hapus
  12. Bersyukur tinggal di daerah yang gampang sinyal bukan daerah susah sinyal.

    BalasHapus
  13. Disini sinyalnya sih mudah dijangkau tapi kalau internet selalu lelet. Rugi sih kadang tapi mau gimana lagi. Dan harus bersyukur karena di daerah lain masih belum terkangkau jaringan telekomunikasi.

    BalasHapus
  14. Tidak dipungkirin Daerah2 pelosok di Indonesia masih banyak belum terjangkau jaringan khususnya internet, terutama di daerah terpencil seperti desa2 blum kuat jaringan harus pergi kebukit dlu bru dapat 😂😂

    BalasHapus
  15. Buat anak kota mungkin daerah kayak gini kebayangnya cuma ada di kisah fiksi kali ya..
    Padahal ternyata di sekeliling kita masih banya.
    Btw, 2 minggu disana ngapain kak? Masang jalur telekomunikasi itu ya..?

    BalasHapus